MANAJEMEN OPERASI/PRODUKSI


BAB II
PROSES PRODUKSI

2.1. Pengantar
Proses produksi dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan dengan melibatkan tenaga manusia, bahan serta peralatan untuk menghasilkan suatu produk yang berguna. Jadi proses produksi pada hakekatnya merupakan suatu proses transformasi dari berbagai bahan atau komponen (input) menjadi suatu output produk (barang/jasa) yang mempunyai nilai lebih dari sebelumnya.

INPUT PROSES TRANSFORMASI OUTPUT
Money Proses Produksi dengan Product
Man Menggunakan berbagai Services
Material macam fasilitas produksi Side Product
Machinery
Method/Mngt Gambar 2.1. Proses Produksi Pabrik.


2.2. Perkembangan Teknologi Proses Produksi
Proses produksi yang terjadi dalam berbagai macam jenis pabrik saat ini telah mengalami perkembangan pesat akibat semakin berkembangnya kemajuan teknologi dan komputer. Perubahan dan aplikasi teknologi pada proses produksi tersebut akan berdampak langsung terhadap prosedur, karakteristik dan hasil produksi secara keseluruhan.

Faktor-faktor pendorong kemajuan dibidang teknologi proses produksi terutama disebabkan oleh 3 (tiga) factor penting sebagai berikut :

1. Usaha untuk meningkatkan kualitas
Didorong oleh adanya permintaan desain produk baru yang memilikii mutu, kualitas, kecanggihan dan kehandalan yang lebih baik dari produk sebelumnya.

2. Usaha untuk meningkatkan produktivitas
Didorong oleh permintaan konsumen untuk menghasilkan produk dengan harga yang lebih murah dan jumlah lebih banyak.

3. Usaha untuk meningkatkan fleksibilitas
Didorong oleh tuntutan adanya variasi macam jenis produk karena adanya perbedaan selera dari konsumen.


2.3. Macam Tipe Proses Produksi
Penentuan tipe proses produksi sangat dipengaruhi oleh beberapa factor sebagai berikut : (1). Volume atau jumlah produk yang dihasilkan, (2). Kualitas produk yang disyaratkan, (3) peralatan yang tersedia untuk melaksanakan proses produski tersebut. Secara umum dari berbagai jenis industri yang ada tipe proses produksi dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) macam, yaitu :

1. Proses Produksi Continous (terus menerus)
Proses produksi terus menerus adalah proses produksi barang atas dasar aliran produk dari satu operasi ke operasi berikutnya tanpa adanya penumpukan di suatu titik proses. Umumnya diterapkan pada perusahaan yang berproduksi dengan kapasitas / volume produksi yang besar dengan jenis variasi produk yang hampir sama/sejenis.
Misal : Pabrik Semen, Pabrik Mie Instant, Pabrik Air Mineral Kemasan.

Jadi pada umumnya industri yang cocok dengan tipe proses produksi continous adalah industri yang memiliki karakteristik :
a. Output yang dihasilkan dalam jumlah besar (High Volume)
b. Variasi atau jenis produk yang dihasilkan sedikit (Low Variety)
c. Produk bersifat standar (Standarized) dikerjakan secara massal.

2. Proses Produksi Intermeten
Dalam pabrik yang menggunakan tipe intermiten, biasanya terdapat sekumpulan komponen yang akan diproses atau menunggu untuk dip[roses lebih lanjut. Hal ini menunjukkan salah satu penyebab mengapa dalam proses intermeten ini lebih banyak memerlukan persediaan barang dalam proses dibandingkan dengan proses produksi yang continous.
Proses produksi intermeten ini cocok diterapkan pada perusahaan yang membuat produk dengan banyak ragam variasi dan jenis, dimana setiap jenis produk memerlukan garis urutan proses yang berlainan. Contoh : dalam industri konfeksi/garmen, insustri furniture/meubel, dll.

3. Proses Produksi Campuran
Merupakan kombinasi antara proses produksi secara continues dan intermeten artinya penggabungan kedua proses tersebut agar dapat memanfaatkan kapasitas peralatan dan sumebr daya yang dimiliki secara maksimal. Kendalanya adalah bagaimana cara perusahaan untuk dapat meningkatkan fleksibilitas dari peralatan yang ada sehingga memungkinkan untuk dipakai dalam beberapa macam jenis pekerjaan yang berbeda-beda atau bervariasi.

2.4. Latihan Soal dan Pembahasan

Harga beli sebuah resistor (spare part elektronik) yang dibutuhkan oleh sebuah perusahaan perakitan radio adalah seharga Rp. 35,-/unit. Sedangkan apabila perusahaan tersebut akan membuat sendiri spare part itu akan memerlukan biaya tetap (FC) sebesar Rp. 60.000,- perbulan dan biaya variable (VC) sebesar Rp.20.,-/unit.

Saat ini perusahaan sedang mempertimbangkan untuk memilih : membuat sendiri atau lebih baik membeli saja dari perusahaan lain spare part resistor tersebut. Anda diminta oleh manajer produksi perusahaan tersebut untuk membantu memutuskan persoalan diatas !

Dijawab :
Membentuk persamaan aljabar untuk biaya
Jika X = jumlah kebutuhan spare part resistor, maka :


Jika perusahaan memutuskan untuk membeli = 35X
Jika perusahaan membuat sendiri = 60.000 + 20X

Persamaan Biaya : : 35X = 60.000 + 20X
35X – 20X = 60.000
15X = 60.000
Sehingga X = 4.000 unit

Gambar Grafik Persamaan Biaya :

Biaya Total
35X 60.00 + 20X





Rp.60.000

Rp.40.000

Rp.20.000

X
0 4000 Volume Produksi
Membeli Membuat Sendiri

Soal Latihan :
Tugas belajar mandiri untuk dikerjakan dirumah !

1. PT. NOKIA sebagai produsen handphone membutuhkan kotak chasing sebagai salah satu komponen untuk memproduksi HP. Perusahaan sedang mempertimbangkan alternatif untuk membuat sendiri chasing itu atau membelinya dari pihak lain. Sebagai bahan pertimbangan tersedia data sebagai berikut :

a. Kalo membuat sendiri chasing tersebut, biayanya akan terdiri dari :
1. Harga bahan langsung : Rp.1.500,-/unit
2. Biaya tenaga kerja langsung : Rp.1.200,-/unit
3. Biaya overhead pabrik : Rp.2.000.000,-/tahun
4. Biaya sewa mesin/peralatan : Rp.5.000.000,-/tahun
5. Biaya penyimpanan di gudang : Rp.3.000.000,-/tahun

b. Kalo membeli dari produsen lainnya : Rp.4.000,-/unit

Ditanyakan :
Jika diketahui kebutuhan chasing rata-rata pertahun sebanyak 15.000 unit,

(1). Bagaimana sebaiknya, membeli saja dari luar atau membuat sendiri ?

(2). Pada jumlah kebutuhan berapa unit setahun, harga pembelian akan sama
dengan harga pokok kalo perusahan memutuskan untuk membuat sendiri ?
Lengkapi dengan gambar grafiknya !

2. Pabrik kompor ABC saat ini membeli pompa minyak sebagai salah satu komponen produknya dengan harga Rp.2.500,- per unit. Apabila pabrik ABC membuat sendiri pompa minyak tersebut maka akan ada beban biaya tetap sebesar Rp.4.800.000,- pertahun dan biaya variable sebesar Rp.1.250,- setiap unit. Jika setiap kompor memerlukan sebuah pompa minyak dan kapasitas produksi yang ada mencapai 10.000 unit pertahun.

Ditanyakan :
pada prosentase kapasitas produksi berapakah, akan lebih menguntungkan bagi
perusahaan kompor ABC untuk membuat sendiri pompa minyaknya ?

PENENTUAN LOKASI USAHA & PABRIK
Sebagaimana telah dibahas pada perkuliahan terdahulu (Manajemen Operasi-1) masalah penentuan lokasi usaha/pabrik merupakan permasalahan yang cukup rumit dan kompleks karena harus mempertimbangkan banyak sekali aspek-aspek eksternal, antara lain :
a. Lokasi Pasar Konsumen
b. Sumber Bahan Baku
c. Transportasi
d. Biaya Sewa Lahan / Harga Tanah
e. Tingkat Upah buruh
f. Sumber Energi : Listrik, Air dsb
g. Iklim / Cuaca
h. Sikap Masyarakat
i. Limbah Industri
j. Undang-undang & Sistem Perpajakan


Dalam usaha untuk membandingkan satu lokasi dengan lokasi yang lainnya ada beberapa methode yang dapat dijadikan dasar acuan dan pertimbangan sehingga perusahaan diharapkan dapat memperoleh lokasi yang paling strategis dan menguntungkan, metode tersebut antara lain :

a. Metode Beban Skor
b. Metode Perbandingan Biaya
c. Metode Break Even Point
d. Metode Transportasi
e. Metode Modiffied Distributions (VOGEL’S)

2.1. Metode Beban Skor
Metode beban skor adalah metode penentuan lokasi pabrik secara kualitatif, metode ini sangat mudah digunakan tetapi penilaiannya sangat subyektif. Metode ini dilakukan dengan memberikan skor untuk setiap factor yang dinilai terhadap alternatif lokasi pabrik. Dari berbagai macam factor yang dinilai diberikan bobot berdasarkan tingkat kepentingan masing-masing factor. Faktor yang dianggap penting diberikan bobot yang paling tinggi sedangkan factor lainnya bobotnya lebih kecil.Untuk mendapatkan alternatif lokasi yang terbaik dilakukan dengan pengalian antara skor dengan bobot setiap factor, dan nilai beban skor tertinggi merupakan alternatif pilihan lokasi yang paling baik.

Contoh :
PT. SANEX sebuah distributor motor China sedang mempertimbangkan 3 (tiga) calon lokasi usaha yang akan dipilih untuk membuka show room baru, terdapat 4 (empat) factor yang menjadi dasar penilaian terhadap pemilihan tiga lokasi tersebut, antara lain :

Tabel. Skor yang dinilai
Faktor yang dinilai
Lokasi
A
Lokasi
B
Lokasi
C
1. Pasar Konsumen
2. Transportasi
3. Biaya Sewa Gedung
4. Lokasi Pesaing

Tabel. Bobot factor & skor yg dinilai
Faktor yang dinilai
Bobot
Keterangan Skor
1. Pasar Konsumen
2. Transportasi
3. Biaya Sewa Gedung
4. Lokasi Pesaing


30
40
20
10
1 = jelek
2 = sedang
3 = baik
4 = sangat baik

Berdasarkan data diatas tentukan jumlah masing-masing beban skornya, dan pilihlah lokasi mana yang menurut anda terbaik !


Jawaban :

Faktor yang dinilai
Bobot faktor
skor
A
skor
B
skor
C
BS
A
BS
B
BS
C
1. Pasar Konsumen
2. Transportasi
3. Biaya Sewa Gedung
4. Lokasi Pesaing


30
40
20
10
1
3
2
4
3
3
3
1
4
1
3
2
30
120
40
40
90
120
60
10
120
40
60
20
Jumlah Bobot Skor




230
280
240

Kesimpulan :
Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan metode beban skor diatas maka sebaiknya PT. SANEX memilih alternatif lokasi B untuk membuka showroom yang baru karena berdasarkan pertimbangan 4 (empat) factor yang dinilai, ternyata lokasi B memiliki bobot skor yang tertinggi.


Latihan Soal :
PT. AQUA sebuah perusahaan air mineral kemasan merencanakan untuk mendirikan pabrik baru di 3 (tiga) alternatif lokasi yang dinilai potensial dengan menilai kesembilan faktor yang mempengaruhi pemilihan lokasi, seperti disajikan dalam table berikut ini :

Tabel. Bagan Penilaian Lokasi.

Faktor yang dinilai
Bobot
Skor Lokasi Potensial


1. Sumber Mata Air (BB)
2. Transportasi
3. Lokasi Pasar
4. Buruh & Upah
5. Sumber Energi
6. Limbah Pabrik
7. Iklim
8. Sikap Masyarakat
9. Undang2 & Pajak



25
20
15
10
8
7
5
5
5
Bekasi

2
3
4
1
2
1
3
2
1
Bogor

4
3
4
2
2
2
1
3
2
Bandung

4
2
3
3
2
1
2
1
1
Jumlah
100%




Berdasarkan data diatas tentukanlah rangking bobot skor dari masing-masing daerah lokasi potensial, menurut pendapat anda daerah manakah yang sebaiknya dipilih untuk lokasi pabrik tersebut ?

PENENTUAN KAPASITAS PRODUKSI
(Pembahasan lanjutan MO-1)

4.1. Pengantar
Kapasitas produksi dapat diartikan sebagai jumlah maksimum output yang dapat diproduksi atau dihasilkan dalam satuan waktu tertentu, misalnya sebuah pesawat airbus boing 737 memiliki kapasitas tempat duduk 300 seat setiap kali trip, atau sebuah Rumah Sakit memiliki kapasitas rawat inap sebanyak 50 kamar, dan sebagainya.

Kapasitas produksi tersebut ditentukan berdasarkan kapasitas sumber daya yang dimiliki antara lain : kapasitasi mesin, kapasitas tenaga kerja, kapasitas bahan baku, kapasitas modal.

Kapasitas produksi juga berkaitan erat dengan skedul atau jadwal produksi yang tertuang dalam jadwal produksi induk (master production shedule), karena jadwal produksi induk mencerminkan apa dan berapa yang harus diproduksi dalam jangka waktu tertentu.

4.2. Perencanaan Kapasitas Jangka Pendek

Perencanaan kapasitas jangka pendek digunakan untuk menangani secara ekonomis hal-hal yang bersifat mendadak dimasa yang akan dating, misalnya untuk memenuhi permintaan yang bersifat mendadak atau seketika dalam jangka waktu pendek. Menghadapi kondisi diatas jika kapasitas produksi tidak mampu memenuhi maka perusahaan dapat melakukan sub-kontrak kepada perusahaan lain pada saat terjadi lonjakan jumlah permintaan.

Jika perusahaan ingin meningkatkan kapasitas produksi jangka pendek maka ada lima cara yang dapat dilakukan :

1. Meningkatkan jumlah sumber daya
2. Memperbaiki penggunaan sumber daya
3. Memodifikasi produk
4. Memperbaiki permintaan
5. Tidak memenuhi permintaan

4.3. Perencanaan Kapasitas Jangka Panjang

Perencanaan kapasitas jangka panjang merupakan strategi operasi dalam menghadapi segala kemungkinan yang akan terjadi dan sudah dapat diperkirakan sebelumnya. (dari hasil forecasting).

Tujuan utamanya adalah perusahaan dapat menentukan jumlah produksi yang dapat menghasilkan biaya minimum dengan memperhatikan antara lain : pola permintaan jangka panjang dan siklus kehidupan produk yang dihasilkan. Untuk mengantisipasi gejolak kapasitas jangka panjang terdapat dua strategi yang dapat ditempuh perusahaan yaitu (1) Strategi melihat dan menunggu perkembangan (wait and see strstegy). (2). Strategi ekspansionis, yaitu berproduksi dengan kapasitas produksi yang selalu melebihi atau diatas volume permintaan.

4.4. Metode Perencanaan Kapasitas Produksi
Untuk menentukan kapasitas produksi optimum, terdapat berbagai macam factor yang harus diperhatikan, faktor2 tersebut umumnya disebut sebagai factor produksi antara lain : (1). kapasitas bahan baku (2), Kapasitas jam kerja mesin (3). Kapasitas jam tenaga kerja (4). Kapasitas modal kerja. Dari beberapa factor tersebut diusahakan untuk memperoleh kombinasi jumlah dan jenis produksi yang akhirnya dapat menghasilkan keuntungan maksimal atau beban biaya yang paling minimal.

4.4.1. Metode Break Even Point
Metode break event point (BEP) baik linear maupun non linear dapat digunakan untuk menentukan kapasitas produksi optimum. BEP dapat diartikan suatu keadaan dimana total pendapatan besarnya sama dengan total biaya (TR = TC) atau dapat juga dikatakan laba (revenue) p = 0.

Contoh Soal :

PT. ABC berproduksi dengan biaya tetap selama satu tahun sebesar Rp.400.000,- sedangkan biaya variabelnya Rp.600,-/unit Harga jual produk ditetapkan Rp.1.000,- per unit. Kapasitas bahan baku (a) mampu menghasilkan sebanyak 2.500 unit produk, kapasitas jam tenaga kerja (b) dapat menghasilkan sebanyak 3.000 unit, kapasitas jam kerja mesin (3) sebesar 3.500 unit. Sedangkan jumlah permintaan (d) diperkirakan 4.000 unit. Dari data tersebut hitunglagh BEP dan gambarkan grafiknya !

FC 400.000
BEP = = = 1.000 unit
P – VC 1.000 – 600

Selanjutnya dari unit BEP dan kapasitas masing-masing factor produksi dapat dibuat grafik BEP seperti disajikan dalam gambar berikut ini :

Penjualan (a) (b) (c) (d)
Total Biaya
TR
TC






1.000

400 FC


0 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 unit (000)

Berdasarkan gambar diatas dapat dijelaskan sebagai berikut : meskipun jumlah permintaan sebesar 4.000 unit tetapi perusahaan tidak dapat memenuhinya karena dibatasi oleh kapasitas bahan baku yang tersedia hanya sebesar 2.500 unit, jadi kapasitas produksi optimum adalah 2.500 unit yang ditentukan dari jumlah bahan yang mampu disediakan. Dengan berproduksi sebanyak 2.500 unit perusahaan akan memperoleh keuntungan sebesar =

p = TR – TC = (Rp. 1000- x 2500u) – (Rp. 400.000,- + Rp. 600,- (2500))
= Rp. 2.500.000,- (–) Rp. 1.900.000,- = Rp. 600.000,-


Soal Latihan :
Untuk tugas belajar mandiri dikerjakan dirumah !

Diketahui :

UD. Bambo Wulung adalah sebuah perusahaan kerajinan yang menghasilkan produk kerajinan kursi dari bahan bambu, berikut ini data dari perusahaan tersebut :

· Biaya tetap = Rp. 50.000.000/tahun
· Biaya Variabel = Rp. 2000.000/Kursi
· Kapasitas = 20.000 kursi per tahun
· Harga Jual = Rp. 7000.000,- / kursi

Ditanyakan :

a. Hitunglah BEP dalam jumlah kursi
b. Berapa Jumlah Kursis yang harus diproduksi untuk memperoleh laba operasi sebesar Rp.30.000.000,- pertahun
c. Berapa biaya tetap pada penggunaan kapasitas sebesar 75%
d. Berdasarkan data diatas gambarkanlah grafiknya !



BAB 5
METODE PENGUKURAN KINERJA
DAN PENYUSUNAN BUDGET TENAGA KERJA

A. Metode Pengukuran Kerja
Pengukuran kerja (work measurement) merupakan penaksiran waktu yang akan digunakan dalam suatu pekerjaan. Pengukuran kinerja ini digunakan untuk meneliti pekerjaan manusia dalam segala konteksnya, yang menuntun pada penyelidikan secara sistematis mengenai segala factor yang mempengaruhi efisiensi dan penghematan dalam situasi yang sedang dipelajari. Cara yang sistematis dalam pengukuran kerja mengikuti pola sebagai berikut :
1. Pilih pekerjaan atau tugas yang akan diukur
2. Catat fakta-fakta yang ada
3. Analisis fakta-fakta yang ada
4. Ukur pekerjaan dan tugas
5. Tentukan : waktu standar
6. Rumuskan metode dan waktu yang terkait

Cara yang sistematis tersebut dimaksudkan untuk menunjukkan kadar kerja (work content) dari suatu pekerjaan, agar pekerjaan yang berbeda dapat dibandingkan. Pengukuran kerja ini selalu menggunakan satuan yang sama yaitu unit-unit waktu. Waktu yang diambil untuk menyesuaikan suatu pekerjaan dianggap merupakan waktu yang digunakan oleh seorang pekerja terampil (qualified worker).

Beberapa manfaat dan kegunaan yang dapat diperoleh dari pengukuran kinerja bagi suatu perusahaan antara lain adalah :
1. Untuk penjadwalan proses produksi
2. Menjaga keseimbangan dalam proses produksi
3. Menetapkan tingkat penggunaan & kebutuhan tenaga kerja
4. Perbandingan efisiensi
5. Dasar penyusunan budget & pengendalian biaya
6. Memperkirakan biaya dan beban kerja
7. Dasar perencanaan pemberian insentif

1. Metode Pengukuran Kerja Dengan “Time Study”
Time study atau telaah waktu merupakan suatu teknik observasi langsung, dimana para praktisi/pengamat mengamati seorang pekerja, mencatat waktu dari apa yang sedang dikerjakan dan menentukan nilai dari hasil pekerjaan tersebut.


Misalnya : Seorang pekerja diobservasi untuk melaksanakan pekerjaan tertentu dari saat mulai hingga selesai dan hasilnya = 10 menit. Waktu 10 menit ini dikenal sebagai waktu yang diobservasi (observed time) dan sama sekali tidak memperhitungkan kemampuan pekerja dan kelonggaran waktu (allowances). Kemampuan pekerja tersebut kemudian dinilai (rating) yaitu dibandingkan dengan pekerja lain yang memenuhi syarat qualified yang mampu bekerja dengan prestasi standar.


Waktu Standar : (waktu dasar) + (Waktu kelonggaran untuk istirahat) +
(wkt kelonggaran gangguan) + (waktu kelonggaran proses)

Waktu normal
Waktu standar :
1 - kelonggaran

å waktu yang dicatat untuk melaksanakan elemen pekerjaan
Waktu standar :
Banyaknya siklus observasi

Contoh Kasus :

Pabrik roti Holland Bakery sedang melakukan pengujian studi waktu secara langsung mengenai operasi pencampuran adonan roti. Dua orang supervisor yang belum berpengalaman dan satu orang supervisor yang telah berpengalaman, melakukan pengujian dalam waktu yang bersamaan. Kesepakatan mengenai waktu siklus dari masing2 pekerja yang diukur oleh ketiga supervisor dapat dilihat pada table berikut ini :


Waktu Siklus (menit)
Jumlah Observasi
25
29
30
31
1
2
2
1

Diantara ketiga supervisor tersebut belum terdapat kesepakatan mengenai criteria penilaian kinerja, Supervisor yang berpengalaman memberikan nilai kurang dari 100% kepada pekerja, sedangkan supervisor yang kurang berpengalaman masing2 memberikan nilai 80% dan 110% kepada pekerja. Pabrik roti Holland Bakery tersebut menggunakan factor kelonggaran sebesar 15%.

Ditanyakan :
a. Tentukanlah waktu standar dengan menggunakan pertimbangan supervisor yang berpengalaman tersebut !
b. Tentukanlah waktu standar dengan menggunakan data dari masing2 supervisor yang tidak berpengalaman !
c. Bagaimana interpretasi anda dari kedua waktu standar tersebut !
d. Apa yang dapat dilakukan untuk dapat meningkatkan konsistensi dalam penilaian prestasi kinerja ?

Pembahasan :

a. Penilaian supervisor berpengalaman

25(1) + 29(2) + 30(2) + 31(1) 174
Waktu normal = = = 29 menit
( 1 + 2 + 2 + 1 ) 6


29
Waktu standar = = 34,12 menit
(1 – 0,15)

b. Penilaian supervisor belum berpengalaman
Nilai pekerja oleh Supervisor yang belum berpengalaman pertama : 110%
Waktu normalnya = 29 x 110% = 31,90 menit

31,90
Waktu standar = = 37,53 menit
(1 – 0,15)

Nilai pekerja oleh Supervisor belum berpengalaman ke-dua : 80%
Waktu normalnya = 29 x 80% = 23,20 menit

23,20
Waktu standar = = 27,29 menit
(1 – 0,15)

c. Interpretasi terhadap hasil penialian tersebut adalah sebagai berikut :
Waktu standar yang berbeda disebakan oleh criteria penilaian yang berbeda dari masing2 supervisor, semakin kecil nilai yang diberikan kepada pekerja maka akan semakinpendek waktu normal dan waktu standar yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan tertentu. Dari hasil perhitungan diatas diketahui bahwa :

Supervisor yang tidak berpengalaman memberikan nilai kecakapan yang terlalu tinggi sehingga waktu stnadar yang dibutuhnkan hanya 27,29 menit. Sedangkan supervisor yang tidak berpengalaman lainnya justru memberikan nilai kecakapan yang terlalu rendah sehingga waktu standar yang dibutuhkan menjadi semakin lama yaitu 37,53 menit. Meskipun supervisor yang berpengalaman tetap dimungkinkan untuk berbuat kekeliruan dalam menilai, namun berdasarkan hasil perhitungan diatas kita akan lebih meyakini terhadap hasil penilaian supervisor yang berepngalaman yaitu dengan waktu standar selama 34,12 menit.

d. Dengan semakin bertambahnya pengalaman dan mengikuti pelatihan khusus, seorang supervisor akan memiliki kemampuan dan ketelitian yang semakin tepat dan akurat dalam memberikan penilaian kinerja.

Contoh kasus 2 :
Seorang pekerja muatan bagasi pada maskapai penerbangan BATAVIA Air di Airport Sukarno Hatta Cengkareng, dibebani tugasuntuk menentukan standar waktu pemuatan bagasi penumpang kedalam pesawat. Studi berikut ini dilaksanakan selama pemuatan dilaksanakan :

Penilaian Prestasi
Kegiatan
Jumlah Observasi
80
Mengecek & mengangkut muatan bagasi dengan tenaga manusia ketas mobil trailer
200
100
Menarik muatan bagasi dengan traktor ke dalam pesawat
300
120
Mengecek panel-panel listrik yang mengontrol system pengaman sebelum pemuatan bagasi
400
110
Memasukkan muatan bagasi kedalam perut pesawat dengan peralatan otomastis

400
140
Mengembalikan traktor & trailer kegarasi gudang
300

Waktu untuk keperluan pribadi dan waktu yang tidak terpakai
400

Jumlah observasi
2000

Kelonggaran waktu pribadi yang ditetapkan oleh Batavia Air yang resmi adalah 10% dari jumlah jam kerja selama 8 jam perhari. Total waktu observasi 300jam dan jumlah observasi sebanyak 900 pemuatan. Hitungklah waktu stnadar pada setiap kali pemuatan !

Penyelesaian :
300 jam x 60 menit
Waktu rata-rata observasi = = 20 menit / pemuatan
900 pemuatan


200
Kegiatan 1 = 20 menit x x 0,80 = 1,60 menit
2000

300
Kegiatan 2 = 20 menit x x 1,00 = 3,00 menit
2000

400
Kegiatan 3 = 20 menit x x 1,20 = 4,80 menit
2000
]
400
Kegiatan 4 = 20 menit x x 1,10 = 4,40 menit
2000

300
Kegiatan 5 = 20 menit x x1,40 = 4,20 menit
2000
Jadi waktu normal / pemuatan = 1,60+3,00+4,80+4,40+4,20 = 18,00 menit
300
Waktu standar = 18 menit x = 20 menit
100-10

B. Penyusunan Budget Tenaga Kerja
Pada setiap perusahaan tentu ada biaya yang harus dikeluarkan untuk keperluan buruh atau tenaga kerja, buruh atau tenaga kerja merupakan salah satu factor produksi yang utama dan selalu ada dalam perusahaan. Tenaga kerja dalam suatu perusahaan baik manufacturer maupun jasa dapat dikelompokkan menjadi 2 (dua) golongan yaitu : tenaga kerja langsung dan tenaga kerja tak langsung,

Tenaga kerja langsung pengertiannya terbatas pada tenaga kerja yang secara langsung terlibat dalam proses produksi dan biayanya dikaitkan dengan biaya produksi atau pada barang yang dihasilkan. Sedangkan tenaga kerja tak langsung pengertiannya terbatas pada tenaga kerja yang tidak terlibat secara langsung pada proses produksi dan biayanya dikaitkan dengan biaya overhead pabrik. (misal gaji manajer, direktur, sales, konsultan, komisasris, dll).

Budget tenaga kerja hanya memuat unsure tenaga kerja langsung, dimana selalu dikaitkan dengan budget produksi yang telah disusun sebelumnya. Mengingat perencanaan tenaga kerja meliputi aspek yangs angat luas cakupannya, sehingga perlu diperhitungkan secara matang oleh pimpinan perusahaan.


1. Jenis Tenaga Kerja
Untuk kepentingan penyusunan anggaran dan perhitungan harga pokok produk maka biasanya tenaga kerja dibagi menjadi :
A, Tenaga kerja langsung (direct labour)
B. Tenaga kerja tak langsung (Indirect labour)

Tenaga kerja langsiung mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :
Ø Besar kecilnya biaya untuk tenaga kerja jenis ini berhubungan secara langsung dengan tingkat kegiatan produksi
Ø Biaya yang dikeluarkan untuk TKL merupakan biaya variable (VC)
Ø Umumnya dikatakan bahwa tenaga kerja jenis ini merupakan TK yang kegiatanya langsung dapat dihubungkan dengan produk akhir (terutama dalam penentuan harga pokok)

Yang dikategorikan sebagai tenaga kerja langsung antar lain adalah : para buruh pabrik yang secara langsung ikut serta dan terlibat dalam kegiatan produksi dari pengolahan bahan mentah sampai produk jadi.

2. Persiapan Penyusunan Budget Tenaga Kerja
Sebelum menyusun budget tenaga kerja perlu ditentukan terlebih dahulu dasar yang digunakan untuk menghitungnya, yaitu dengan menggunakan satuan hitung atas dasar : jam buruh langsung (Direct Labor Hour) = DLH, atau berdasarkan biaya buruh langsung (Direct Labor Cost) = DLC. Jam buruh lansung tersebut dapat dihitung dengan berbagai cara antara lain dengan analisa gerak dan waktu kerja. Analisa gerak yaitu pengamatan terhadap gerakkan-gerakan yang dilakukan dalam rangka proses produksi satu jenis barang tertentu,

Sedangkan analaisa waktu merupakan perhitungan terhadap setiap gerakan yang harus dilakukan dalam rangka proses produksi. Sebagai hasill dilakukannya analisa gerak dan waktu akan diperoleh waktu standard yang diperlukan untuk menyelesaikan satu unit barang tertentu yang dinyatakan dengan : DLH.

Setelah dihitung DLH untuk masing2 jenis barang, kemudian dibuat perkiraan tentang tingkat upah rata-rata (average wages rate) untuk setiap budget yang bersangkutan. Caranya :

Jumlah Rp yg dikeluarkan u membayar TKL
Tingkat upah rata-rata =
Jumlah jam kerja TKL yg diperlukan




Contoh :
Dalam sebuah perusahaan, tenaga kerja langsung pada pabrik digolongkan menjadi 3 tingkatan yaitu : golongan I, II dan III. Upah perjam buruh langsung untuk masing2 golongan tersebut adalah :

Golongan I = Rp.1500,-/org/DLH, berjumlah sebanyak 50 orang
Golongan II = Rp.2000,-/org/DLH, berjumlah sebanyak 20 orang
Golongan III = Rp,2500,-/org/DLH, berjumlah sebanyak 5 orang

Tingkat upah rata-rata TKL perusahaan tersebut (per orang / DLH) dapat dihitung sebagai berikut :

Golongan
TingkatUpah
Per-jam (Rp).
Jumlah (orang)
Jumlah
Jam
Jumlah
(Rp)
I
1.500,-
50
100
750.000,-
II
2.000,-
20
100
400.000,-
III
2,500,-
5
100
125.000,-


75
100
1.275.000,-

1.275.000,-
Jadi tingkat upah rata-rata = = Rp. 170,- / DLH
7.500,-

3. Fungsi Perencanaan & Pengawasan Budget Tenaga Kerja
Penyusunan secara baik dari budget tenaga kerja dapat mendatangkan beberapa manfaat bagi perusahaan antara lain :
a. Penggunaan dan alokasi tenaga kerja menjadi lebih efisien karena telah disusun rencana yang matang dan akurat
b. Pengeluaran biaya tenaga kerja dapat direncanakan dan diatur secara lebih efisien
c. Harga poko dapat dihitung dengan lebih akurat
d. Budget dapat dipekai sebagai alat pengawasan biaya tenaga kerja

Budget tenaga kerja merupakan perencanaan khusus tentang jam buruh langsung (DLH) dan biaya buruh langsung (DLC) menurut waktu dan jenis barang yang diproduksi. Kedua budget tenaga kerja tersebut juga dapat dibuat atau disusun secara terpisah menjadi : Budget jam buruh langsung (DLH) dan budget biaya tenaga kerja.




Soal latihan :
PT. MEKAR SARI mempunyai 3 bagian pokok produski, yaitu bagian I, II dan III. Ada dua jenis barang yang diproduksi yaitu barang X dan Y. Barang X diproduksi melalui ketiga bagian tersebut, sedangkan barang Y hanya memlaui bagian I dan III saja.
Berikut ini table rencana jam buruh per unit barang :

Bagian
DLH / unit
X
DLH / unit
Y
I
II
III
0.4
0.2
0.4
0.2
-
0.2

Tabel rencana tingkat upah rata-rata :

Bagian
Tingkat Upah / DLH
I
II
III
Rp.200.-
Rp.150,-
Rp.100,-

Sedangkan Rencana Produksi untuk tahun 2002 adalah sebagai berikut :

Bulan / Kuartal
Barang
X
Barang
Y
Januari
Pebruari
Maret
Kuartal II
Kuartal III
Kuartal IV
70.000
80.000
80.000
240.000
230.000
260.000
34.000
36.000
38.000
140.000
127.000
145.000
Jumlah
960.000
520.000

Pertanyaan Susunlah :
1. Budget yang khusus merencanakan biaya tenaga kerja langsung
2. Budget yang khusus merencanakan jam buruh langsung (DLH) saja.

Catatan :
Budget biaya tenaga kerja langsung harus mencantumkan : jumlah barang yg diproduksi, jam buruh langsung (DLH), tingkat upah rata2/jam buruh langsung, jenis barang yang dihasilkan dan waktu produksi barang (bulanan/kwartalan).
Sedangkan budget jam buruh langsung hanya mencantumkan jenis barang yang dihasilkan, bagian2 yang turut dalam proses produksi, jumlah DLH tiap jenis barang dan Waktu produksi barang tersebut.



PT. MEKARSARI
Budget Biaya Tenaga Kerja 2002
Untuk Barang X

Bulan Kuartal
Produksi
DLH
per unit
Total
DLH
Tingkat Upah
Jumlah
Januari
Bag I
Bag II
Bag III
Jumlah

Februari
Bag I
Bag II
Bag III
Jumlah

Maret
Bag I
Bag II
Bag III
Jumlah

Kuartal II
Bag I
Bag II
Bag III
Jumlah

Kuartal III
Bag I
Bag II
Bag III
Jumlah

Kuartal IV
Bag I
Bag II
Bag III

Jumlah


70.000
70.000
70.000



80.000
80.000
80.000



80.000
80.000
80.000



240.000
240.000
240.000



230.000
230.000
230.000



260.000
260.000
260.000

0,4
0,2
0,4



0,4
0,2
0,4



0,4
0,2
0,4



0,4
0,2
0,4



0,4
0,2
0,4



0,4
0,2
0,4

28.000
14.000
28.000
70.000


32.000
16.000
32.000
80.000


32.000
16.000
32.000
80.000


96.000
48.000
96.000
240.000


92.000
46.000
92.000
230.000


104.000
52.000
104.000

260.000


Rp.200,-
Rp.150,-
Rp.100,-



Rp.200,-
Rp.150,-
Rp.100,-



Rp.200,-
Rp.150,-
Rp.100,-



Rp.200,-
Rp.150,-
Rp.100,-



Rp.200,-
Rp.150,-
Rp.100,-



Rp.200,-
Rp.150,-
Rp.100,-

5.600.000
2.100.000
2.800.000
10.500.000


6.400.000
2.400.000
3.200.000
12.000.000


6.400.000
2.400.000
3.200.000
12.000.000


19.200.000
7.200.000
9.600.000
36.000.000


18.400.000
6.900.000
9.200.000
34.500.000


20.800.000
7.800.000
10.400.000

39.000.000
Total


960.000

144.000.000


PT. MEKARSARI
Budget Biaya Tenaga Kerja 2002
Untuk Barang Y

Bulan Kuartal
Produksi
DLH
per unit
Total
DLH
Tingkat Upah
Jumlah
Januari
Bag I
Bag II
Bag III
Jumlah

Februari
Bag I
Bag II
Bag III
Jumlah

Maret
Bag I
Bag II
Bag III
Jumlah

Kuartal II
Bag I
Bag II
Bag III
Jumlah

Kuartal III
Bag I
Bag II
Bag III
Jumlah

Kuartal IV
Bag I
Bag II
Bag III

Jumlah


34.000
-
34.000



36.000
-
36.000



38.000
-
38.000



140.000
-
140.000



127.000
-
127.000



145.000
-
145.000

0,2
-
0,2



0,2
-
0,2



0,2
-
0,2



0,2
-
0,2



0,2
-
0,2



0,2
-
0,2

6.800
-
6.800
13.600


7.200
-
7.200
14.400


7.600
-
7.600
15.200


28.000
-
28.000
56.000


25.400
-
25.400
50.800


29.000
-
29.000

58.000


Rp.200,-
-
Rp.100,-



Rp.200,-
-
Rp.100,-



Rp.200,-
-
Rp.100,-



Rp.200,-
-
Rp.100,-



Rp.200,-
-
Rp.100,-



Rp.200,-
-
Rp.100,-

1.360.000
-
680.000
2.040.000


1.440.000
-
720.000
2.160.000


1.520.000
-
700.000
2.280.000


5.600.000
-
2.800.000
8.400.000


5.080.000
-
2.540.000
7.620.000


5.800.000
-
2.900.000

8.700.000
Total


208.000

31.200.000


PT. MEKARSARI
Budget Jam Buruh Langsung
(dalam ribuan Rp.000,-)

Bulan
Kuartal

Bagian I

Bagian II

Bagian III

Jumlah

X
Y
Jml
X
Y
Jml
X
Y
Jml


Januari

Pebruari

Maret

Kuartal II
Kuartal III
Kuartal IV


28

32

32

96

92

104

6.8

7.2

7.6

28

25

29

34.8

39.2

39.6

124

117

133


14

16

16

48

46

52


-

-

-

-

-

-



14

16

16

48

46

52


28

32

32

96

92

104

6.8

7.2

7.6

28

25

29

34.8

39.2

39.6

124

117

133


83.6

94.4

95.2

296

280

318
Jumlah
384
104
488
192
-
192
384
104
488
1.168





0 komentar: